Kejamnya Media Sosial
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.... Udah lama banget kita gak berjumpa di Zuhdialfi Notes. Ini
adalah tulisan pembuka di bulan September ini. Bulan yang indah, karena di
bulan ini lah Alfi ulang tahun yang ke-17. Hanya ada dua tulisan. Gak kayak
biasanya yang ada tiga tulisan per bulannya. Kenapa hiatus lama banget? Ada
beberapa hal. PR lah, masalah dengan sesama anggota DA, dan kesibukan sekolah.
Ada beberapa perubahan isi tulisan yang Alfi lakukan di blog ini.
Kejamnya Media Sosial
Kalo kalian ngeliat judulnya,
pasti kalian menyangka Alfi yang jadi korbannya. Memang bener sih, tapi bukan
berarti Alfi sering update status di Instagram atau Facebook atau Line yang
alay bin lebay, atau apa lah. Dalam tulisan ini, masalah yang dibahas beda banget
ama yang udah Alfi jelasin di atas.
Masa-masa beginian, media sosial
menjadi benda penghubung yang penting banget. Tanpa ini, bagi sebagian orang,
rasanya mustahil buat hidup di dunia ini. Nah, semua kisah bermula dari sini.
Eh, kalian pernah denger ungkapan ini gak, “Jarimu Harimaumu”? itu hanya
pepatah lama yang kata-katanya diubah berdasarkan keadaan masa kini. Pepatah
itu berhubungan banget ama kisah tersebut.
Alfi udah gabung di Dewan
Ambalan. Ada grupnya tuh. Pas kejadian itu, nama grupnya adalah Megalization.
Grup yang ini isinya hanya DA seangkatan doang. Kalo grup satunya yang rada
geje, gegara namanya cuma gambar tak teridentifikasi, ada kakak kelasnya.
Waktu itu, Alfi lagi rapat Rohis
buat kegiatan Pelatihan Kader Rohis (PKR). Waktu dipinjemin HP ama Ferdian,
Alfi buka grup yang geje itu. Udah lama banget Alfi keluar dari grup itu. Nah,
waktu scrolling ke atas, gak sengaja
Alfi liat nama sendiri. Di sekolah, Alfi biasa dipanggil dengan Satya.
Di situ, ada chat yang lumayan
panjang. Ditulis oleh Michelle yang sering dipanggil Michi. Ada daftar berbagai
hewan, mungkin hanya sepuluh. Atau berapa lah. Alfi ngeliat sekilas doang. Tapi
yang membuat Alfi kaget sekaligus syok, nama Satya disandingkan dengan hewan
babi.
Jadi, dari seluruh daftar hewan
itu, semua hewan dinamai dengan benar. Tapi pas di hewan babi, malah nama Satya
yang muncul. Sejak saat itu pula Alfi dendam ama dia. Bayangin, dari 16 anggota
DA, hanya nama Alfi doang yang disebut. Pertanyaan terbesar Alfi adalah kenapa
harus aku? Selain itu, apa dia gak tau, kalo babi itu diharamkan dalam agama
Islam?
Di grup geje itu, ada kakel.
Malah, ada kakel yang ikut-ikutan. Bukannya menegur atau ngingetin. Tapi dia
malah ikut-ikutan nyumbang suara. Masalahnya, kakel itu juga nonis. Agamanya
Kristen Katolik.
Sedikit informasi, Michi itu
nonis. Agamanya Katolik Roma. Di DA angkatan ’26, hanya dia yang agamanya
selain Islam. Kenapa Alfi dendam? Karena yang disinggung adalah agama. Dalam
Islam, babi itu haram (QS Al-Ma’idah : 3). Itu lah kenapa Alfi marah banget.
Dan kejadian tersebut gak hanya sekali. Tapi tiga kali.
Dua sisanya ada di grup
Megalization secara beruntun. Beberapa anak seangkatan di DA malah ikut-ikutan
ngehina Alfi dengan ikon atau kata babi. Kejadian itu berlangsung pas tahun
baru Islam 1440 Hijriyah atau 1 Muharram.
Padahal, kalo mau jujur, Alfi
gak pernah ngehina atau melecehkan dia. Tiba-tiba aja dia langsung buat daftar
terkutuk. Akibat dia buat daftar terkutuk nih, dampaknya luar biasa besar.
Meskipun Alfi sekelas ama dia, tempat duduknya cuma diagonal ke kiri, tapi Alfi
sama sekali gak mau diajak berinteraksi ama dia. Kalo dipanggil, Alfi pura-pura
gak denger.
Alfi niru perilakunya nabi kita,
Muhammad Rasulullah. Beliau gak marah, malah tersenyum kalo ada orang asing
bentak-bentak atau menyiksa nabi. Tapi beliau marah besar kalo yang disinggung
berkaitan dengan agama. Itu Alfi temukan di majalah Nurul Hayat.
Dari kejadian ini, Alfi belajar
banyak hal, yang membuat Alfi melakukan muhasabah
(introspeksi diri). Apa kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu? Apa yang
kurang baik dari perilaku Alfi sehari-hari? Apa yang membuat Alfi harus dihina
dengan babi? Dan lain sebagainya.
Tambahan, pertama kali dihina,
malam harinya Alfi langsung nangis di kamar. Keluarga, termasuk kedua orangtua,
gak ngelarang anak-anaknya, baik perempuan atau laki-laki untuk menangis.
Menangis itu wajar. Selain itu yang membuat Alfi tertekan, dari SD sampe SMA
cukup sering di-bully, baik secara
fisik maupun secara verbal.
Hasil akhirnya? Alfi keluar dari
DA dengan diam-diam. Soalnya, 14 orang lainnya gak menegur atau mengingatkan.
Padahal, mereka semua itu muslim.
Dari postingan ini, Alfi hanya
ingin berpesan. Gunakan media sosial dengan bener. Jangan disalahgunakan kayak
dia.
Ya betul, dia menyalahgunakan medsos, padahal tujuan diciptakannya medsos enggak untuk hal-hal begitu. Tapi, orangnya yang gak begitu tahu apakah seperti itu boleh apa enggak, mungkin memang latar belakangnya membuat dia terpaksa bersenang-senang lewat cara seperti itu. Kita yang sadar harusnya gak boleh marah sama mereka, kecuali kalau mereka tahu itu salah, menyakiti hati orang lain. Harusnya kita perhatian sama mereka, karena mungkin saja mereka memang hidup di lingkungan yang salah.
BalasHapusBtw, good post ^_^ visit blogku lagi yaaa
NB : pasang chatbox dong biar gampang ngomongnya