The Chronicles of Ghazi, The Clash of Cross and Crescent




Judul                           : The Chronicles of Ghazi, The Clash of Cross and Crescent
Penulis                        : Sayf Muhammad Isa dan Felix Y. Siauw
Penerbit                     : Alfatih Press, 2016
Kota penerbit            : Jakarta

            Setelah buku The Chronicles of Ghazi, The Rise of Ottomans, berkisah tentang leluhur Mehmed dan Dracula, yaitu Bayazid dan Mircea. Buku ini lebih cenderung kepada penokohan Bayazid dan bukannya Mehmed tentang perseteruan antara Turki Utsmani dengan Kristendom. Hampir setiap bab di buku pertama ini sarat akan peperangan. Beberapa bagian kadang menggambarkan peperangan dengan sadis. Dalam buku ini setidaknya ada 6 peperangan di tempat yang berbeda. Di bab yang terakhir yaitu Shipka, mengisahkan tentang Turki Utsmani yang diwakili wilayah Nicopolis dengan Kristendom yang diwakili oleh hampir seluruh kerajaan Kristen di Eropa di daerah bernama Shipka dekat sungai Danube. Saat pertahanan di kota Nicopolis telah rapuh, beberapa prajurit meminta bantuan kepada Bayazid dan Vitko Fregadovic. Ketika bala bantuan datang pasukan Kristendom menjadi terdesak dan melarikan diri. Salah satunya Cristopher de Lusignant, bangsawan Kerajaan Burgundia beserta John de Nevers dalam keadaan terluka.
            Buku yang berjudul The Chronicles of Ghazi, The Clash of Cross and Crescent sedikit mengisahkan tentang kelanjutan dari perang Shipka, balas dendam Mircea dengan merebut kembali kota Dobrogea dari tangan kaum muslimin dengan cara yang kejam. Berkat bantuan salah satu prajurit yang meminta bantuan kepada Bayazid yang mengetahui kondisi kota Dobrogea saat perjalanan pulang menuju Nicopolis. Dobrogea berhasil direbut kembali dari Kristendom. Kemudian cerita melompat ke tahun 1432 dimana Mehmet dilahirkan. Dan ternyata Dracula dilahirkan pada tahun 1431 di kota Sigishoara saat ayahnya sedang melakukan perjalanan untuk inisiasi keanggotaan Ordo Naga (Societas Draconistratum). Kedua orang ini memiliki kepribadian yang sangat berbeda walaupun pernah satu akademi di bawah bimbingan Syaikh Ahmad Al-Qur'ani bersama Radu dan George Kastrioti, mualaf dari Kerajaan Albania yang menjadi jaminan. Radu inilah yang nantinya membantu perjuangan Mehmet menaklukkan Konstantinopel dan melawan sepak terjang Dracula walaupun Dracula adalah kakak tirinya.
            Masa kecil Mehmet penuh dengan kesedihan. Kakak pertamanya, Ahmed, dibunuh oleh orang tak dikenal yang menyamar sebagai pelayan dengan ditusuk belati. Kakak keduanya, Ali, juga dibunuh oleh orang yang sama dengan yang membunuh Ahmet. Mehmet memiliki hobi membaca yang sangat tinggi pada berbagai ilmu seperti filsafat, strategi perang, matematika, hadits, dan lain-lain. Dia mampu berbicara dengan 9 bahasa dan menghafal Al-Qur'an saat umurnya masih 11 tahun. Selain itu Mehmet sering berlatih memanah, berkuda, dan berpedang karena dia yakin bahwa dia adalah komandan yang dijanjikan oleh Rasulullah saw. untuk menaklukkan Konstantinopel.
            Di sisi lain Dracula kecil sering melihat eksekusi yang dilakukan oleh keluarga ayahnya terhadap lawan politiknya sehingga Dracula menyukai pembantaian. Masa kecil Dracula penuh kemuraman. Kakeknya, Mircea, mati dibunuh saat penyergapan di Sigishoara. Ibunya, Cneajna, mati saat melahirkan Dracula. Oleh neneknya, Maria Lockovina, Dracula diramalkan akan menjadi penguasa yang terkenal. Namun dia sering menimbulkan kemarahan umat manusia karena pembantaian yang dia lakukan.
            Buku ini mengisahkan tentang masa kecil mereka yang penuh dengan lika-liku serta inspirasi. Selain itu ayah Dracula, Vlad, meminta bantuan kepada Murad dalam upayanya merebut kembali Wallachia. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Vladislav, pemimpin Klan Danesti. Ternyata setelah peperangan tersebut Danesti kalah dan Vladislav melarikan diri. Di sisi lain, Barbara Celje, istri Sigismund Raja Hungaria, memerintahkan sekelompok orang yang dulu membunuh Ahmed dan Ali untuk membunuh Vlad dan seluruh keluarganya. Eksekusi tersebut berhasil dilaksanakan walaupun anaknya dan istrinya selamat karena berada di kesultanan Turki Utsmani. Sementara, Dracula mulai memupuk dendam pada ayahnya karena ayahnya bekerja sama dengan Turki Utsmani.
            Pengarangnya adalah Ustadz Felix Y. Siauw dan Sayf Muhammad Isa. Kekurangannya adalah masih banyak kata yang salah eja atau tanda baca yang salah. Selain itu dalam buku ini sering terdapat pergantian sudut pandang karena menceritakan dua tokoh yang berlawanan. Kelebihannya adalah buku tersebut dilengkapi dengan ilustrasi yang membuat pembaca bisa membayangkan apa yang terjadi. Selain itu buku tersebut sifatnya meluruskan sejarah karena sejarah yang ada adalah kebalikannya. Buku tersebut juga bisa menambah pengetahuan akan sejarah Islami.

Komentar

Postingan Populer