Mutiara Ramadhan 1439 H - Terorisme
Terorisme
Bukan Ajaran Islam!
Baru empat episode yang sudah Alfi tulis. Dan secepat itulah kondisi di
Indonesia berubah. Pagi ini (sebelum menulis artikel ini), Alfi baru aja baca
berita kalo ada teror di beberapa kota. Menjelang bulan suci Ramadhan, atas
nama agama Islam (yang sayangnya salah paham), sekeluarga mengebom tiga gereja
di tiga tempat yang berbeda dalam waktu yang nyaris bersamaan. Pelakunya,
suami-istri, anak laki-laki 18 tahun dan 16 tahun, serta anak perempuan 12
tahun dan 9 tahun.
Pengeboman tersebut melibatkan anak-anak kecil, baik laki maupun
perempuan. Padahal, mereka masih anak-anak, penerus bangsa kita di masa yang
akan datang. Pengeboman tersebut juga memakan korban yang terdiri atas
orang-orang tak berdosa yang sedang menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya.
Indonesia dengan berasaskan Pancasila dan UUD ’45 menjamin kebebasan beribadah
menunjukkan toleransi atas perbedaan agama.
Buktinya, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur....” Itu baru di dalam UUD. Beberapa agama
memang menyebut Allah sebagai tuhan mereka. Contohnya Kristen & Katolik.
Sila pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa.” sudah mencakup seluruh umat
beragama di Indonesia. Agama Islam memang hanya menyakini satu tuhan, yaitu
Allah SWT. Dia esa, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (QS Al-Ikhlash :
3). Dulu, waktu masih “Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya,” orang-orang dari Timur (Ambon dan lain sebagainya),
mengancam akan melepaskan diri dari Indonesia jika sila pertama dalam Pancasila
tidak diubah. Akhirnya, dengan penuh toleransi dan kerelaan para founding father dan pemuka agama,
mengubahnya menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Kalo misalkan sila pertama Pancasila tidak berbunyi demikian, boleh
jadi sebagian besar penduduk Indonesia yang beragama Islam akan melepaskan diri
dari Indonesia yang baru merdeka. Karena jika tidak berbunyi “Ketuhanan Yang
Maha Esa” hal tersebut bertentangan dengan akidah ketauhidan Islam (QS
Al-Ikhlash : 1).
Padahal, Rasulullah mengajarkan etika berperang; jangan membunuh wanita
dan anak-anak, jangan menghancurkan rumah-rumah, jangan membumihanguskan tempat
tersebut. Dan yang dilakukan oleh teroris tersebut bertentangan dengan etika
perangnya Rasulullah. Buktinya, 13 orang tewas, puluhan orang menjadi korban,
tiga gereja setengah hancur dan terbakar.
Terorisme sendiri bukan ajaran Islam. Beberapa orang yang menganutnya
itu disebabkan kesalahpahaman. Beberapa ayat Al-Qur’an menyebutkan kata
“jihad”. Kata perang sendiri dalam Al-Qur’an adalah qatala. Jihad sebenernya itu berarti berjuang. Sholat termasuk
jihad. Menulis dan menyebarkan ilmu juga termasuk jihad. Oleh karena itu
berbahagialah kalian para blogger.
Di Indonesia yang gemah ripah loh
jinawi, tidak ada satu pun musuh yang menyerang kita terlebih dahulu. Kalo
dilihat garis besarnya, umat Islam memang sedang berada dalam kondisi yang
menyedihkan. Di Palestina, Suriah, Irak, Afganistan, dan lain-lain memang lagi
perang melawan AS.
Islam adalah agama rahmatan lil-‘alamin.
Berkah bagi seluruh alam semesta. Pembawa kebaikan. Islam tidak pernah
mengajarkan penganutnya untuk menyerang orang lain, apalagi membunuh. Seluruh
agama juga mengajarkan kebaikan. Hanya saja masa lalu setiap agama memang
memiliki sisi gelap juga.
ISIS adalah kebalikannya dari Islam. Walaupun benderanya bertuliskan
Muhammad Rasulullah tapi mereka bertindak di luar nilai-nilai kemanusiaan.
Mereka membunuh dengan kejam, menyiksa dengan cara yang tidak bisa dibayangkan
akal pikiran, dan hal-hal lainnya yang mengerikan. Teror yang terjadi di
Indonesia adalah hasil dari pendidikan yang diperoleh di Suriah (ISIS). Di
Indonesia sendiri ada beberapa kelompok teroris yang sewaktu-waktu siap meneror
Indonesia.
Jadi, kalian jangan terlalu sering mengunjungi keramaian. Mall dan
taman-taman berpotensi sebagai sasaran pelaku teroris. Kalo tempat ibadah kan
merupakan kewajiban bagi orang yang beragama, jadi wajar.
Komentar
Posting Komentar