Mutiara Ramadhan 1439 H - Menyambut Ramadhan

Menyambut Bulan Ramadhan
Acara yang satu ini hanya dilaksanakan di Semarang, kota tempat Alfi tinggal. Acara ini hanya dilaksanakan menjelang bulan Ramadhan. Biasanya, ada arak-arakan Warak Ngendog. Dan hampir seluruh sekolah di Semarang ikut berpartisipasi dalam mementaskan kesenian dari sekolah masing-masing. Acara tersebut diadakan di sekitaran Tugu Muda, tempat yang pernah terjadi Pertempuran Lima Hari di Semarang yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman.
Di Indonesia, hampir seluruh daerah dengan keragaman budayanya memiliki tradisi yang khas untuk menyambut bulan Ramadhan. Menurut tradisi yang pernah Alfi pelajari di kelas 9 (mapel Sejarah Kebudayaan Islam), di situ setidaknya ada 7 daerah yang disebut dalam melaksanakan tradisi menyambut Ramadhan.
Contohnya Jogja, kampung halaman yang kedua bagi Alfi. Karena Jogja memiliki keraton, maka keraton menjadi pusat bagi seluruh kegiatan keagamaan di Jogja. Nama perayaannya adalah sekaten. Asalnya dari kata syahadatain, yang berarti dua kalimat syahadat. Yang menciptakan acara ini adalah Sunan Kalijaga. Acara tersebut dilaksanakan sehari persis sebelum Ramadhan tiba. Di Sumatra, khususnya di Padang, ada mandi balimau (mandi dengan air yang sudah dicampur dengan perasan jeruk limau).
Di Arab, pas zamannya Rasulullah, menjelang Ramadhan gak ada kegiatan apa-apa, kecuali pada waktu-waktu tertentu dimana ada peperangan yang terjadi pada bulan Ramadhan. Contohnya Perang Badar. Perang ini bener-bener gak seimbang, dimana pasukan Muslim hanya berjumlah 314 orang. Sedangkan kaum kafir Quraisy berjumlah 1000 orang, ditambah pasukan kavaleri unta. Alhamdulillah, Allah memenangkan agamanya. Banyak orang terbunuh di pihak kaum kafir Quraisy, termasuk para pembesarnya seperti Abu Jahal, Umayyah, Utbah bin Rabi’ah, dan lain-lain. Pasukan Muslim hanya mengalami sedikit kerugian, dimana orang yang syahid hanya berjumlah 12 orang.
Rasulullah sendiri mengajarkan bahwa bulan Rajab adalah bulan persiapan untuk melatih mental dan fisik. Bulan Sya’ban untuk memperkuat diri. Dan bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di bulan Ramadhan sendiri banyak keistimewannya. Dimana pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, dan pahala amalan dilipatgandakan ratusan kali.
Kesimpulannya, ikut acara begituan boleh. Hanya, jika acara tersebut lebih berujung kepada animisme dan dinamisme, sebaiknya ditinggalkan. Agama Islam mengajarkan tauhid, hanya Allah yang berhak disembah.

Komentar

Postingan Populer