Mutiara Ramadhan 1439 H - Pentingnya Pemuda

Pentingnya Pemuda Bagi Peradaban Islam
Beberapa hari yang lalu Alfi mendengarkan ceramah di masjid tempat Alfi melaksanakan sholat Tarawih. Sudah ada tiga penceramah yang menekankan tentang pentingnya pemuda bagi generasi penerus peradaban Islam. Setelah mendengarkan ceramah tersebut, Alfi jadi kepikiran tentang pelajaran sejarah, terutama di Sirah Nabawiyah.
Di masa lalu, ketika peradaban Islam sedang berada dalam kejayaan dan banyak penemuan-penemuan dalam ilmu pengetahuan dihasilkan, umat Islam memiliki sekelompok pemuda yang patut dibanggakan.
Muhammad Al-Fatih contohnya. Di usia yang masih muda, 21 tahun, beliau mampu menaklukkan Konstantinopel, kota yang dijanjikan oleh Rasulullah. Kota pertama sebelum kota Roma. Pusat peradaban dunia di Barat. Saat menaklukkan kota tersebut, Mehmet (penyebutan Muhammad di lidah orang Turki), ditemani oleh beberapa sahabat yang semuanya adalah pemuda. Yaitu Zaganosh Pasha, Radu Cel Frumos, dan Ishak Pasha. Sekarang, Konstantinopel telah berubah namanya menjadi Islambol (penuh dengan Islam). Lama kelamaan penyebutannya berubah menjadi Istanbul, Turki yang terletak di Eropa.
Za’id bin Tsabit. Alfi udah pernah cerita tentangnya di beberapa episode yang lalu. Beliau adalah penghafal Qur’an di usia 13 tahun. Dulu, dia sempat ditolak bergabung oleh Rasulullah dalam suatu pasukan perang. Zaid lantas menangis. Ibunya menghiburnya dengan berkata, “Nak, jika kamu tidak mampu untuk bergabung dengan Rasulullah, maka ketuklah pintu yang lainnya. Manfaatkan kecerdasanmu.” Zaid akhirnya mampu menghafal beberapa surah dalam Al-Qur’an. Ketika menghadap Rasulullah. Dia diterima dan diminta oleh Rasulullah untuk mempelajari bahasa Ibrani. Akhirnya, Zaid mampu berbicara dalam bahasa Ibrani sekaligus menulis hurufnya dalam waktu 7 hari.
Sa’ad bin Za’id. Ayahnya (walaupun namanya Za’id) bukanlah Za’id bin Tsabit. Dia adalah panglima perang termuda pada masanya. Pertama kali mendaftar di peperangan, dia ditolak oleh Rasulullah. Awalnya sedih, seperti yang Za’id bin Tsabit alami. Namun ketika ada peperangan lagi, dia mendaftar dengan cara berjinjit sehingga tubuhnya terlihat tinggi. Rasulullah menerimanya. Tentulah Sa’ad senang. Di peperangan, ayahnya sebagai pemimpin perang meraih syahid. Sa’ad menggantikannya. Orang-orang mulai meragukan kemampuannya dalam memimpin perangnya. Rasulullah berhasil meyakinkan mereka. Alhamdulillah, perang tersebut berhasil dimenangkan oleh pasukan Muslim.
Kalian, para pemuda, harusnya lebih berjaya. Kembalikan kejayaan Islam sekarang juga. Kembalikan kehebatan bangsa Indonesia. Zaman sudah berubah. Dengan teknologi, kalian harusnya lebih kreatif. Bukan untuk main game melulu, apalagi buka medsos. Memang sih medsos bisa digunakan untuk promosi bisnis, tetapi kalo hanya untuk update status kan jadi agak percuma. Tak lupa Alfi katakan perkataan Soekarno, “Beri aku 1000 orang tua, maka aku akan mencabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia!”

Komentar

Postingan Populer