Mutiara Ramadhan 1439 H - Adab Bertetangga


Adab Bertetangga
Kita adalah manusia yang merupakan makhluk sosial. Artinya apa? Kita tidak bisa hidup sendirian. Kita harus hidup dengan bekerja sama. Pendapat di atas dikemukakan oleh seorang sosiolog yang Alfi lupa namanya.
Hidup bersama, itu artinya, kapan pun, di mana pun, kita selalu butuh bantuan orang lain. Ya gak? Bahkan, kalo kita tinggal di sebuah kompleks perumahan, pasti di sekitar kita ada orang lain bukan?
Nah, kali ini kita bakal membahas tentang adab bertetangga. Dari jaman purbakala, peradaban kuno, hingga masa modern, manusia tetap hidup bersama-sama membentuk sebuah kelompok yang membentuk semacam RT/RW.
Dulu, Rasulullah sudah pernah mengatakan kalo bertetangga itu penting. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah pernah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang tidak merasa aman dari gangguan tetangganya.” (HR Bukhari).
Ketika Alfi masih MTs, ada satu mapel yang namanya Akidah Akhlaq. Di situ, ada pernyataan yang memperbolehkan tetangga untuk menanam pohon di batas rumahnya. Paham?
Jadi gini, sekarang rumah kan udah dibatasi oleh tembok atau dinding. Nah, jaman dulu, ketika belum ada benda yang namanya tembok, seseorang boleh menanam tanaman di sebelah rumah tetangganya.
Sekarang, di masa modern yang serba mudah, orang jadi tidak peduli lagi dengan sekitarnya. Kalo ada yang, istilah bahasa Jawa-nya kebriben, gara-gara tetangga lagi nyetel musik dangdut keras-keras, dia gak pedulikan tetangganya yang lagi punya bayi, misalnya.
Pas tahun 2016 kayaknya, dulu pernah ada kasus pembunuhan di sebuah apartemen. Sayangnya, tetangga yang ada di ruangan sebelah tidak tau sama sekali tentang kejadian pembunuhan ini. Hal tersebut menunjukkan rendahnya kepedulian terhadap sesama.
Jadi, dalam bertetangga sebaiknya kita memerhatikan keadaan. Jangan sampe tingkah laku kita malah mengganggu tetangga dan membuat kita dibenci.

Komentar

Postingan Populer