Ibu Kita Kartini

Assalamu'alaikum.... Hai hai.... Kembali lagi di Zuhdialfi Notes. Aku secara pribadi bener-bener minta maaf kepada kalian semua, para pembaca blog-ku karena lama banget hiatusnya (hampir setahun kali). Nah, di sini ada tulisan baru untuk disimak. Selamat membaca.

Ibu Kita Kartini

Kita, sebagai orang Indonesia, harusnya tau banget siapa sih Kartini itu. Keterlaluan kalo gak tau siapa beliau. Sekalinya gak tau harus dicek tuh nilai mapel PPKn-nya dia berapa?

Jadi gini. Kartini itu perempuan (ya jelas lah dia itu perempuan, la wong keliatan dari namanya) yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Masih gak tau Jepara itu di mana? Liat peta, cari pulau Jawa, terus liat arah baratnya. Dia ada di dekat Karimun Jawa. Itu lo, kota yang menghasilkan ukiran kayu berkualitas dan menjadi destinasi wisata (maap numpang promosi).

Biografi singkatnya gini. Dia itu perempuan. Hanya karena dia perempuan, menurut tradisi yang berlaku saat itu, Kartini harus dipingit sejak dia haid hingga menikah. Selama dipingit itu lah dia melakukan kegiatan korespondensi dengan kawan-kawannya sesama perempuan dari Belanda.

Seperti dalam suratnya yang ditulis kepada Ny. Abendanon, bahwa Kartini memikirkan apakah nasib perempuan itu hanya berada di tiga tempat (dapur, kasur, dan sumur)? Kartini tidak dapat menerima itu semua karena Ny. Abendanon mengatakan bahwa di negeri asalnya (Belanda) perempuan dapat bersekolah hingga kuliah dan bahkan berkarir layaknya seorang pria. Oleh karena itu Kartini memutuskan untuk mengubah pandangan dan sikap perempuan secara total.

Seluruh surat-suratnya yang ditulis kepada Ny. Abendanon dikumpulkan oleh Armijn Pane (adeknya Sanusi Pane, entah kenapa tiba-tiba inget Armin Arlert) yang kemudian dijadikan buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Sumber inspirasi Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita yang lainnya adalah Kyai Haji Sholeh Darat. Silakan kalian cari sendiri di internet, ada banyak artikelnya.

Kenapa aku menulis ini? Masalahnya satu. Setiap hari Kartini, seluruh murid perempuan baik SD, SMP, mau pun SMA, diwajibkan untuk menggunakan kebaya. Sedangkan murid laki-laki diwajibkan untuk menggunakan pakaian adat. Aku gak tau kalo di daerah lain kayak gimana pelaksanaannya.

Masih belum paham? Intinya, pas hari Kartini, kenapa perempuan diwajibkan menggunakan kebaya? Padahal, Kartini sendiri hanya memperjuangkan emansipasi atau persamaan hak dan kewajiban seorang wanita. Bukan menciptakan kebaya lantas muncul mode pakaian terbaru pada saat itu. Makanya, aku nulis di Instagram ""

Komentar

Postingan Populer